BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Budidaya tanaman pakan adalah salah satu bentuk
kegiatan yang dilakukan dalam usaha menjamin persedian tanaman pakan secara
kontinu dengan lahan yang tersedia dan juga untuk meningkatkan nilai nutrisi
tanaman pakan yang sudah ada sehingga produktifitas ternak menjadi lebih
baik.Dalam perkembangannya, usaha budiadaya tanaman pakan semakin gencar untuk
dilakukan.Hal ini tidak terlepas dari semakin sempitnya lahan peternakan –
pertanian yang ada, ditambah lagi dengan pertambahan jumlah penduduk yang
begitu pesatnya.Banyak lahan produktif maupun tidak produktif yang justru
dialih fungsikan sebagai daerah pemukiman maupun industry.Hal inilah yang
kemudian mejadi pendorong utama dalam usaha budidaya tanaman pakan.Karena biar
bagaimanapun meski perkembangan industi semakin pesat, jumlah penduduk semakin
banyak dan lahan untuk tanaman pakan semakin sempit, tidak boleh dilupakan
bahwa manusia juga membutuhkan asupan nutrisi dari produk – produk peternakan
yang tidak bisa untuk digantikan.
I.2
Rumusan Masalah
Jenis
tanaman pakan apakah yang bisa di budidayakan pada daerah lahan basah ?
I.3
Tujuan
Mengidetifikasi jenis tanaman pakan yang bisa
dikembangkan pada daerah lahan basah.
I.4
Manfaat
Mengetahui jenis tanaman pakan yang bisa dikembangkan
pada daerah lahan basah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1
Budidaya Tanaman Pakan
Budidaya tanaman pakan adalah salah satu
bentuk kegiatan yang dilakukan dalam usaha menjamin persedian tanaman pakan
secara kontinu dengan lahan yang tersedia dan juga untuk meningkatkan nilai
nutrisi tanaman pakan yang sudah ada sehingga produktifitas ternak menjadi
lebih baik. Adapun hal – hal yang dilakukan dalam usaha budidaya tanaman pakan
adalah sebagai berikut :
a)
Pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan untuk mempersiapkan media/tempat
tumbuh yang optimal bagi hijauan pakan ternak, sebab tanah yang diolah akan
menjamin perkembangan perakaran yang sempurna, memperbaiki aerasi, kelembaban
dan kesuburan tanah, Penanaman pada tanah gembur, tanah diolah atau dicangkul
cukup satu kali saja, sedangkan pada keras atau padat tanah perlu diolah
beberapa kali dan digaru sampai tanah menjadi gembur, atau pembuatan lobang
tanam yang lebih besar sehingga memudahkan perkembangan akar hijauan.
b)
Persiapan bibit
Bibit yang digunakan berasalah dari pols (sobekan) yang
mempunyai sifat rumput harus muda, tegak dan sehat, tinggi sama dalam satu
rumpun, panjangnya pols sekitar 10 cm dari permukaan tanah.
c)
Penanaman
Jarak tanam yang digunakan pada hijauan pakan ternak adalah
bermacam-macan dan ini sangat tergantung kepada jenis hijauan, dan topografi
lahan. Untuk jenis-jenis hijauan yang tubuh tegak dan berumpun, jarak tanam
yang dapat digunakan adalah 60- 90 cm x 45 – 60 atau 100 x l00 cm, sedangkan
untuk jenis yang membentuk stolon atau rhizoma maka jarak tanam yang dapat
digunakan 90 x 60 cm, 90 x 100 cm atau 100 x 100 cm. Begitu pula pada
daerah-daerah datar jarak tanam dapat digunakan adalah 100 x 100 cm. Pada
daerah-daerah miring jarak tanam yang digunakan lebih rapat dalam barisan
seperti 100 x 50 cm, 125 x 75 cm, 125 x 50 cm dengan tujuan akan dapat
mengatasi erosi tanah yang diakibatkan oleh air hujan. Dari hasil kegiatan yang
dilakukan penanaman secara larikan dengan jarak tanam 100 x 50 cm.Sebelum
penanaman dibuat lobang tanam 25 x 25 x 25 cm dilakukan pemupukan awal dengan
pupuk kandang yang dicampur dengan tanah. Dalam melaksanakan penanaman harus
hati-hati jangan sampai tunas yang patah dan rusak, serta penanaman mata yang
terbalik.
d)
Pemupukan
Pemupukan adalah pemberikan zat-zat makanan kepada tanaman
lewat tanah agar memperoleh produksi hijauan yang tinggi dan kontinyu. Pupuk
yang dapat diberikan Urea, TSP dan Kcl, dengan takaran 100 kg Urea ,50 kg TSP,
50 Kg Kcl/ha dan pupuk kandang (kotoran sapi) dengan takaran 10 atau 20 ton/ha
yang tergantung kepada tingkat kesuburan tanah. Dalam usaha meminimalkan biaya
dan memperbaiki sifat fisika tanah penggunaan pupuk kandang akan lebih baik,
disebabkan karena harganya murah, tersidia ditingkat petani. Pupuk kandang
adalah limbah ternak yang berasal dari campuran kotoran hewan dalam bentuk
organik yang dapat digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah dan
meningkatkan hasil hjauan makan ternak.
Waktu Pemupukan :
Pemberian
pupuk kandang dilakukan pada saat tanam, yang diaduk dengan tanah dalam lobang
tanam dengan takaran yang telah ditentukan, kemudian setelah hijauan berumur 3
minggu dilakukan pemupukan dengan 100 kg Urea, 50 kg TSP dan 50 kg Kcl/ha. Dari
hasil pengkajian yang dilakukan di kenegarian Malampah pada tahun 1997/1998
memperlihatkan pemberian pupuk kandang pada saat tanam lebih baik jika
dibandingkan dengan pemberian secara bertitah pada hijauan pakan ternak dengan
takaran yang sama, sedangkan untuk pemupukan berikutnya adalah hijauan setelah
berumur 6 bulan ( 4 kali panen) pemberian pupuk kandang sangat diperlukan
kembali setiap 3 kali panen dengan tujuan .untuk menjamin produksi secara
kontinyu.
e) Penyiangan
Penyiangan adalah pembrantasan terhadap jenis-jenis rumput
liar atau tumbuhan-tumbuhan pengganggu tanaman pokok. Ganguan itu dapat berupa
saingan terhadap penyerapan zat hara, air, dan cahaya matahari,.Penyiangan
dilakukan setelah hijauan berumur satu bulan, dengan tujuan untuk membuang
tanaman penggangu serta mengemburkan tanah. Pada garis besarnya ada tiga cara
untuk membrantas rumput liar tesebut adalah sebagai berikut :
·
Mekanis
:yakni penyiangan yang dilakukan dengan cara
mencangkul untuk membongkar rumput- rumput liar dan tanaman pengganggu.
·
Biologis
: yakni yang dilakukan dengan cara memperbaiki
keadaan tanah. Kemudian setelah tanah itu menjadi subur dan bebas weed,
dilakukan penanaman dengan jenis tanaman pupuk hijau, sebagai penutup tanah.
seperti: Centrosema pubescens, Centrosema plumeri, Puraria Javanica,
Calopogonium mucunoides dan lain-lain
·
Kimiawi : yakni dengan mempergunakan herbisida. Cara ini bisa
dilakukan dengan cepat tetapi memakan biayanya yang cukup tinggi, bahkan
kadang-kadang herbisida sulit diperoleh dipasaran. Herbisida yang dapat
digunakan adalah Gramozone, Rond Up Basmilang, Polaris dan lain-lainnya yang
disemprotkan diantara barisan hijauan pamak ternak dan penyemprotannya harus
lebih hati-hati supaya hijauan tidak kena.
f)
Pemotongan
Untuk menyeragamkan pertumbuhan dan merangsang jumlah anak
yang lebih banyak, sebaiknya pemotongan pertama dilakukan pada saat tanaman
berumur 2 – 3 bulan sejak tanam, sehingga setiap dalam satu rumpun akan
berkembang menjadi 13-24 batang dengan diameter rumpun 25 – 40 cm. Untuk
pemotongan selanjutnya dapat dilakukan setiap 40 hari sekali dimusin hujan dan
60 hari dimusim kemarau. Pemotongan yang terlalu tua akan mengakibatkan
kandungan protein semakin berkurang dan serat kasar semakin tinggi. Tinggi
pemotongan akan mempengaruhi pertumbuhan hijauan selanjutnya, dimana pemotongan
yang telalu tinggi akan menyebabkan tunas yang keluar tumbuhnya kerdil,
sedangkan pertumbuhan dari anakan tidak bisa berkembang. Pemotongan yang
terlalu pendek menyebabkan pertumbuhan berikutnya semakin lambat pula hal ini
disebabkan persedian energi (karbohidrat) dan pati yang tinggal pada tunggul
terlalu sedikit. Sebagai pedoman tingginya pemotongan pada rumput gajah,
benggala, rumput raja, Setaria dianjurkan 10 cm dari permukaan tanah, sedangkan
untuk jenis rumput yang berasal dari Australia seperti Paspalum dilatatum
sekitar 5 cm.
II.2
Tanaman Pakan
Spesies tanaman pakan ada empat macam yaitu
graminae, legume, ramban dan limbah.Kelompok graminae atau rumput sebangsa padi
digolongkan ke dalam dua golongan yaitu rumput alam dan rumput potong atau
budidaya.Rumput alam atau yang biasa disebut rumput ladang adalah rumput yang
tumbuh secara liar di tanah-tanah terbuka, jenis rumput yang tumbuh bersifat
heterogen, misal rumput teki dan rumput pahit.Rumput alam merupakan salah satu
hijauan pakan yang banyak digunakan sebagai pakan ternak ruminansia kecil.
Namun ketersediaan dan kandungan nutrisinya sangat dipengaruhi iklim dan jenis
tanah, dimana produksinya berlimpah dengan kualitas baik yaitu 7-8% protein
kasar pada musim hujan, kemudiaan akan turun drastis menjadi sangat rendah
hingga 2-3% pada musim kemarau.
Kelompok ramban adalah tanaman yang didapat
dari tanaman yang sengaja bukan untuk diambil daunnya sebagai pakan ternak
tetapi bagian lain. Hijauan yang termasuk ke dalam jenis ini yaitu daun nangka,
daun dadap, dan gamal.Biasanya ramban merupakan sumber karbohidrat serta
memiliki kandungan protein yang cukup tinggi.
Kelompok bahan pakan leguminosa terdiri dari
legum menjalar dan protein, Ca dan P yang lebih tinggi dari graminae dan
biasanya dijadikan sumber protein.Namun dalam sebagian legum terdapat anti
nutrisi yang dapat membahayakn ternak.Lamtoro mengandung anti nutrisi mimosia
yang dapat menghambat pertumbuhan dan merontokkan bulu.Upaya untuk mengandungi
kandungan anti nutrisi yaitu melakukan pelayuan terlebih dahulu sebelum diberikan
kepada ternak (Rahardjo, 2002).Limbah adalah sisa dari hasil produksi pertanian
yang telah diproses.Serta memiliki kandungan gizi untuk pakaan ternak.
II.3
Lahan Basah
Lahan basah atau wetlandadalah
wilayah-wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat
permanen (menetap) atau musiman.Wilayah-wilayah itu sebagian atau seluruhnya
kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal.Digolongkan ke dalam
lahan basah ini di antaranya adalah rawa-rawa (termasuk rawa bakau), payau, dan gambut.Air yang
menggenangi lahan basah dapat tergolong ke dalam air tawar, payau atau asin.
Lahan
basah merupakan wilayah yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan
kebanyakan ekosistem.
Di atas lahan basah tumbuh berbagai macam tipe vegetasi
(tumbuhan), seperti hutan rawa air tawar, hutan rawa gambut, hutan bakau, payau rumputdan lain-lain.
Margasatwa penghuni lahan basah juga tidak kalah beragamnya, mulai dari yang
khas lahan basah seperti buaya, kura-kura, biawak, ular, aneka jenis kodok, dan pelbagai macam ikan; hingga ke ratusan
jenis burung dan mamalia,
termasuk pula harimau dan gajah.
Pada
sisi yang lain, banyak kawasan lahan basah yang merupakan lahan yang subur,
sehingga kerap dibuka, dikeringkan dan dikonversi menjadi lahan-lahan pertanian.
Baik sebagai lahan persawahan, lokasipertambakan,
maupun sebagai wilayah transmigrasi.
Mengingat
nilainya yang tinggi itu, di banyak negara lahan-lahan basah ini diawasi dengan
ketat penggunaannya serta dimasukkan ke dalam program-program konservasi dan rancangan pelestarian
keanekaragaman hayati semisal Biodiversity
Action Plan.
BAB III
PEMBAHASAN
Beberapa
jenis tanaman pakan yang dapat dibudidayakan pada daerah lahan basah, yaitu
sebgai berikut :
A. Rumput Gajah (Pennisetum
purpureum)
Berasal
dari daerah Afrika Tropik, bahan penanaman adalah stek dan pols Adaptasi
jenis rumput ini adalah tanah yang digunakan sangat luas, yakni mulai dari
struktur ringan, sedang sampai berat; dan tanaman ini agak toleran terhadap
tanah asam dan alkalis, serta bisa tumbu baik pada tanah yang asin. Ketinggian
03.000 m, dataran rendah sampai dataran tinggi.Curah hujan cukup, sekitar
1.000 mm/tahun atau lebih.
Rumput
ini berumur panjang, tumbuh vertikal membentuk rumpun, daun lebat, dan bisa
mencapai tinggi 2-2,5 m. Produksi rata-rata sekitar 250 ton/Ha/tahun. Rumput
ini baik sebagai bahan silage, dan sebagai rumput potongan ataupun gembala,
asal pertumbuhannya bisa dipertahankan pendek-pendek.Tanaman ini pertumbuhannya
sangat cepat, dan waktu masih muda nilai gizinya cukup tinggi. Itulah sebabnya
maka dianjurkan untuk melakukan pemotongan pada saat tanaman itu masih
muda (menjelang berbunga). Karena tanaman ini mengambil zat makanan dari
dalam tanah begitu cepat, maka tanah harus selalu sering dipupuk.
B.
Rumput
Australia (Paspalum dilatatum)
Berasal
dari Argentina (Amerika Selatan), masuk ke benua Australia pada tahun 1870
dan akhirnya meluas menjadi rumput benua Australia.Bahan penanaman adalah
pols.Dapat tumbuh pada struktur tanah sedang sampai berat.Tetapi yang paling
baik adalah pada tanah berat yang basah dan subur.Ketinggian 0-2.000 m (dataran
rendah sampai pegunungan).Curah hujan tak kurang 900-1.200 mm/tahun.
Termasuk
rumput berumur panjang, tumbuh tegak yang bisa mencapai tinggi 60-150 cm, berdaun
rimbun yang berwarna hijau tua.Tanaman ini toleran terhadap kekeringan karena
sistem perakarannya luas dan dalam serta tahan genangan air.Rumput ini
merupakan rumput gembala yang baik, sebab tahan injak dan renggut serta
merupakan rumput yang palatable (enak) dan banyak nilai
gizinya.Sebagai rumput potong, rata-rata produksinya bisa mencapai 50-70 ton
per tahun/Ha.Sehabis dilakukan pemotongan, rumput ini pertumbuhannya kembali
sangat cepat.Sebagai rumput gembala ketinggian harus dipertahankan sekitar 30
cm.
C. Rumput Pangola (Digitaria
decumbens)
Berasal
dari Afrika Selatan, bahan penanaman adalah pols, stolon,
panjang 20-30 cm, mengandung 3-4 buku ditanam miring (450), dua buku
masuk ke dalam tanah. Dapat tumbuh pada struktur tanah mulai jenis sedang
sampai berat yang basah (lembab).Ketinggian 200-1.500 m. Curah hujan 750-.000
mm/tahun atau lebih.Rumput ini tumbuh merayap rendah dan membentuk hamparan
yang mencapai tinggi 60-120 cm. Rumput ini berdaun lebat dan halus; pada setiap
buku pada stolonnya bisa tumbuh akar dan tangkai.Tanaman ini baik untuk
pangonan karena cepat tumbuh, dan disukai ternak karena palatable.Rumput ini
dapat tumbuh di tempat yang kering, ataupun pada genangan air.Produksi bisa
mencapai 125 ton/tahun/Ha, dan merupakan bahan hay yang baik.
D.
Centro (Centrosema
pubescens)
Berasal
dari Amerika Selatan (tropik), bahan penanaman adalah biji.Dapat
tumbuh pada jenis tanah ringan dan sedang.Agak tahan terhadap tanah
asam.Ketinggian bisa tumbuh sampai pada ketinggian 0-1.000 m. Curah hujan 1300
mm/tahun.Temperatur sekitar 270 C, dalam kondisi lembab.
Termasuk
tanaman leguminose berumur panjang (lebih dari satu tahun). Batang-batangnya
tumbuh menjalar, dn bagian ujungnya melilit. Sesudah berumur lebih dari 4 bulan
membentuk pertanaman yang menutup tanah.Bunganya berwarna ungu, besar, dan
polongnya panjang, berdaun 3 buah berbentuk oval pada setiap tangkai.Daun
lebat, batang tak berkayu.Centro tahan hidup di bawah naungan, dan tahan
kekeringan.Demikian pula, bahwa tanaman ini baik untuk dipergunakan sebagai
penutup tanah dan pupuk hijau, karena tumbuh cepat, agresif dan daunnya lebat.
Tanaman ini juga bisa ditanam di tanah yang kering, tanpa pupuk
E.
Kacang
Ruji, Kudzu (Pueraria phaseoloides = Pueraria javanica)
Berasal
dari India Timur, yang kini telah tersebar luas di negara-negara tropik.bahan
penanaman dalah biji atau stek. Dapat tumbuh pada jenis tanah struktur ringan,
sedang sampai berat.Ketinggian 0-1000 m. Curah hujan 1270 mm/tahun.Temperatur
sesuai di daerah tropis yang lembab.
Pueraria termasuk
tanaman jenis leguminose berumur panjang, yang berasal dari daerah sub-tropis,
tetapi bisa hidup di daerah tropik dengan kelembaban yang tinggi. Tanaman ini
tumbuh menjalar dan memanjat (membelit), bisa membentuk hamparan setinggi 60-75
cm. Puerariamemiliki sistem perakaran yang dalam (1-6 m), masuk ke
dalam tanah dan luas. Maka di musim kemarau ia masih bisa bertahan, hanya
meranggas daunnya, tetapi di musim penghujan daun-daun tersebut akan tumbuh
menghijau kembali. Stolon tanaman ini pada setiap buku dapat tumbuh akar dan
cabang tanaman baru, sehingga sangat bagus sebagai penahan erosi. Pueraria berdaun
lebar, bulat, dan meruncing di bagian ujungnya, serta lebat.Daun-daunnya yang
masih muda tertutup bulu yang berwarna coklat, sedangkan bunganya berwarna ungu
kebiruan.Karena tanaman ini daun-daunnya sangat lebar dan lebat, maka sangat
baik dipergunakan sebagai penutup tanah, di samping sebagai bahan makanan
ternak yang sangat disenangi oleh hewan.Tanaman ini tahan ditanam di tempat
yang agak teduh.
F.
Sylo (Stylosanthes
guyanensis = Stylosanthes gracilis)
Berasal
dari Amerika Tengah dan Selatan, bahan penanaman adalah biji atau stek.Dapat
tumbuh pada struktur tanah ringan, sedang sampai berat, dan tahan terhadap
asam.Ketinggia 0- 1000 m. Curah hujan lebih dari 850 mm/tahun.Temperatur bisa
hidup pada temperatur yang tinggi.
Stylosanthes termasuk
tanaman berumur panjang (menahun), yang tumbuh tegak dan semi tegak menyerupai
semak, yang bisa mencapai ketinggian 100-150 cm. Tanaman ini batangnya kasar, berbulu,
serta rimbun, menutupi tanah. Tanaman ini setiap tangkai berdaun tiga
helai.Sedangkan sistem perakarannya luas masuk ke dalam tanah, sehingga tahan
terhadap kekeringan.Leguminose ini mudah beradaptasi, dapat tumbuh baik di
daera kering mupun basah. Di tanah yang miskin pun dapat tumbuh, tahan terhadap
tanah asam, tetapi tak tahan dengan naungan, produksi per tahun sekitar 6 ton.
G.
Turi (Sesbania
grandiflora)
Berasal
dari Srilangka, bahan penanaman adalah biji.Beradaptasi pada ketinggian di
dataran rendah sampai dataran tinggi, di bawah 1200 m. Curah hujan 2000
mm/tahun.Sejenis tanaman semak yang bisa mencapai 5-10 m, tumbuh cepat di
daerah tropis yang lembab.Maka tanaman ini di Indonesia banyak ditanam di
pematang sawah.Tanaman ini bunganya besar berwarna putih tapi ada pula yang
merah atau ungu.Sedangkan bentuk buahnya berbentuk polong yang panjang.
Hijauan
turi dipergunakan sebagai makanan ternak sangat menguntungkan karena merupakan
sumber vitamin, yaitu pro vitamin A, vitamin B, C dan E; Sumber mineral,
terutama Ca dan P; Jika pemotongan teratur maka pertumbuhan kembali diperoleh
daun yang selalu fresh pada sepanjang musim. Dapat hidup di tempat-tempat yang
agak teduh dan tanah kapur, ataupun tanah tandus.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1
Kesimpulan
1. Budidaya
tanaman pakan adalah salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan dalam usaha
menjamin persedian tanaman pakan secara kontinu dengan lahan yang tersedia dan
juga untuk meningkatkan nilai nutrisi tanaman pakan yang sudah ada sehingga
produktifitas ternak menjadi lebih baik. Tahapan budidaya tanaman pakan, yaitu
: pengolahan lahan, persiapan bibit, penanaman, pemupukan, penyiangan, dan
pemotongan.
2. Spesies
tanaman pakan ada empat macam yaitu graminae, legume, ramban dan limbah.
3. Lahan basah atau wetlandadalah wilayah-wilayah di mana tanahnya jenuh
dengan air, baik bersifat
permanen (menetap) atau musiman.
IV.2 Saran
Penjelasan mengenai jenis – jenis tanaman pakan yang
dapat dikembangkan pada lahan basah pada makalah ini masih belum lengkap, jadi
untuk kedepannya dapat diperkaya dan diperbanyak lagi, mengenai jenis tanaman
pakan yang dapat dikembangkan pada lahan basah.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Lahan_basah(
diakses pada Minggu, 6 Oktober 2013 pukul 08.30 WITA )
http://nurahmadhan.blogspot.com/2010/01/budidaya-hijauan-pakan-ternak.html(
diakses pada Minggu, 6 Oktober 2013 pukul 08.33 WITA )
http://nailahsalsa.wordpress.com/2013/06/27/ilmu-tanaman-pakan/(
diakses pada Minggu, 6 Oktober 2013 pukul 08.35 WITA )
http://coretanmisscoratcoret.blogspot.com/2012/02/gliricidia-sepium-sebagai-bahan-pakan.html(
diakses pada Minggu, 6 Oktober 2013 pukul 08.46 WITA )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar