Senin, 11 November 2013

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN



ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN
AYAM PEDAGING ( BROILER) PAK KAYUN
Oleh :
I Gd. Benson Andika, I Gd. Agus Dharmika Jaya, Gd. Agus Aditya Pranata, Ni Pt. Ayu Shanti Astrini, I Wy. Wahyudi, I Md. Rahmanta Dioksa
Jurusan Ilmu Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana


RINGKASAN

Sebuah usaha peternakan ayam pedaging ( broiler ) akan selalu berprinsip mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin dengan biaya produksi yang seefisien mungkin. Untuk mencapai keadaan seperti itu, sebuah usaha peternakan akan melakukan berbagai macam cara sehingga keuntungan yang diperoleh mencapai tingkat maksimal.
Analisis finansial ini dilakukan pada sebuah usaha peternakan milik Pak Kayun di daerah Mengwi, Badung. Analisis finansial ini selain dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha peternakan mikik Pak Kayun. Dari hasil analisis biaya-biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang diperoleh dalam satu masa panen didapatkannilai R/C Ratio sebesar 1,22. Dengan kondisi seperti ini, dapat dikatakan usaha peternakan ayam pedaging ( broiler ) milik Pak Kayun layak untuk tetap beroperasi.











PENDAHULUAN

Latar belakang
Suatu usaha peternakan pada dasarnya menggunakan prinsip mendapatkan keuntungan     yang semaksimal mungkin dengan biaya yang seefisien mungkin, namun tetap mempertahankan kualiatas produk. Dalam upaya mencapai keadaan seperti itu, sebuah usaha peternakan akan mengupayakan berbagai macam teknologi yang bisa dipergunakan, sehingga apa yang diinginkan dapat tercapai sesuai dengan harapan.
Suatu analisis atau penilaian terhadap keberhasilan suatu uhasa peternakan, biasanya akan dilihat dari seberapa besar keuntungan ( laba ) yang diperoleh pada satu periode panen. Pada umumnya usaha peternakan ayam pedaging ( broiler) memilki masa panen kurang lebih 35 hari. Sepanjang 35 hari tersebut, peternak akan berusaha untuk memacu pertumbuhan bobot badan ayam agar mencapai pertumbuhan bobot maksimal secepat-cepatnya.
Usaha peternakan ayam pedaging ( broiler ) milik Pak Kayun ini, terletak daerah Mengwi, Badung. Usaha peternakan ini sudah berjalan selama kurang lebih 2 tahun, sejak tahun 2010. Dan hingga sekarang masih tetap bertahan, walaupun dalam kondisi yang sedikit kurang baik karena pada umumnya usaha - usaha peternakan ayam pedaging yang sekarang berkembang sudah melakukan hubungan kemitraan dengan sebuah perusahaan peternakan ayam yang nilai pendapatannya sudah bisa diperkirakan sebelumnya. Hal ini diikarenakan mulai dari bibit, pakan, obat, vitamin dan biaya operasional lainnya sudah tertera di dalam kontrak kerja. Begitu pula dengan harga jual ayam per kg nya, sudah ditentukan terlebih dahulu di dalam kontrak.
Luas area kandang ayam Pak Kayun, sekitar 22 are dengan kapasitas kandang sekitar 5000 ayam. 5000 ayam tersebut berada dalam satu kandung berlanatai 2, dimana satiap bagian kandang akan diberi sekat - sekat tersendiri agar ayam tidak mengalami stres karena jumlahnya yang cukup banyak. Dalam menjalankan usahanya Pak Kayun dibantu oleh 2 orang pekerja, dimana 2 orang pekerja tersebut merupakan pasangan suami istri, yaitu Pak Kadek Mariana dan Buk Luh Asih. Pak Kadek Mariana berasal dari desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng
Usaha peternakan Pak Kayun ini, termasuk usaha peternakan ayam pedaging yang sifatnya mandiri. Artinya semua biaya operasional dan pembelian bibit ayam berasal dari modal sendiri. Hal ini menyebabkan semua risiko terburuk yang mungkin akan terjadi menjadi tanggung jawab Pak Kayun sendiri. Ini berbeda dengan usaha peternakan ayam pedaging ( broiler ) yang sudah melakukan hubungan kemitraan, karena dalam kondisi apapun harga dan total penerimaan sudah bisa ditentukan sesuai dengan nilai kontrak yang ada.
Akhir-akhir ini sering kali peternak ayam pedaging (broiler) mengalami kerugian yang cukup besar sehingga menyebabkan usahanya mengalami kebangkrutan dan tidak bisa beroperasi lagi. Kerugian yang cukup besar tersebut biasanya disebabkan oleh kondisi lingkungan yang selalu berubah secara signifikan, misalnya perubahan antara musim penghujan dan panas yang tidak bias ditebak, sedangkan ayam sulit untuk beradaptasi. Pada kondisi inilah pengetahuan peternak sangat diperlukan, guna mengurangi kerugian dan usaha dapat berjalan dengan lancar.
Dalam hal inilah analisis finansial sangat dibutuhkan dalam sebuah usaha peternakan ayam pedaging ( broiler ). Karena dengan melakukan analisis finansial akan menjadi lebih paham mengenai prospek kedepannya dari sebuah usaha peternakan. Dan juga dapat memperkirakan seberapa lama sebuah usaha peternakan akan tetap bertahan dan bersaing di dalam persaingan yang semakin ketat. Karena biaya-biaya dan pendapatan sudah diperkirakan sebelumnya.

Rumusan masalah
Usaha peternakan ayam pedaging (broiler) sering kali mengalami kesulitan untuk mengetahui seberapa besar keuntungan ataupun kerugian yang akan didapat dalam satu masa panen. Hal ini lebih dikarenakan harga jual ayam/kg ditentukan oleh harga pasar. Menjadi sebuah pertanyaan besar bagi penulis melihat usaha – usaha yang dilakukan oleh Pak Kayun untuk tetap bertahan dalam persaingan bisnis dan tetap mendapatkan keuntungan yang maksimal. Selain iu berkenaan dengan jumlah biaya – biaya dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada satu kali masa panen dengan jumlah ayam 5000 ekor/panen, akan menjadi salah satu pembahasan dalam analisis finansial ini.

Tujuan dan kegunaan
Sebuah usaha peternakan pasti menginginkan keuntungan yang maksimal dan mampu tetap bertahan dalam persaingan yang semakin ketat. Analisis finansial ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya biaya – biaya yang dikeluarkan dalam satu kali masa panen pada usaha ayam pedaging ( broiler ) milik Pak Kayun. Dengan jumlah ayam sebanyak 5000 ekor dan usaha yang bersifat mandiri. Selain untuk mengetahui besarnya biaya - biaya yang dikeluarkan dalam satu periode panen, juga akan diketahui angka - angka tentang penerimaan dan laba yang akan di dapat.



TINJAUAN PUSTAKA

Adapun hal-hal yang perlu dipahami dalam melakukan analisis finansial usaha peternakan ayam pedaging ( broiler ) adalah sebagai berikut :

*      Biaya tetap (Fixed Cost/FC)

Biaya tetap (Fixed Cost) merupakan biaya-biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh aktifitas perusahan. Besarnya nilai biaya tetap akan selalu sama dan selalu ada ketika suatu usaha peternakan sedang melakukan kegiatan produksi ataupun dalam keadaan tidak beroprasi. Dan juga besar kecilnya biaya tetap tidak dipengaruhi oleh pengurangan ataupun penambahan faktor produksi.

Contoh dari biaya tetap adalah pengeluaran sewa tanah, sewa gedung, , pembuatan kandang, perawatan alat, gaji tetap pegawai, dan biaya-biaya lainnya yang akan selalau dikeluarkan ketika usaha sedang beroperasi ataupun sedang tidak beroperasi.

*      Biayavariable (Variable Cost/VC)
Biaya variable (Variable Cost) merupakan biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh perubahan aktifitas perusahaan. Jika perusahaan tidak melakukan aktifitas maka biaya ini tidak ada, dan biaya ini akan berubah seiring dengan aktifitas produksi perusahaan. Semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan ketika melakukan aktifitas merupakan biaya variable, termasuk juga bonus gaji pegawai yang besarnya tergantung keuntungan yang diperoleh. Dalam usaha peternakan ayam pedaging (broiler) besarnya keuntungan tergantung dari besarnya biaya pakan yang dikeluarkan dan besarnya jumlah kematian ayam.

Contoh biaya variabel adalah bonus gaji pegawai, biaya pakan, biaya listrik, biaya air, biaya obat, biaya vaksin, dan biaya lainnya yang merupakan biaya yang sifaynya tidak tetap atau dipengaruhi produksi dan penerimaan.

*      Biaya total ( Total Cost/TC )
Biaya total (Total Cost) merupakan hasil dari penjumlahan biaya tetap dengan biaya variable atau dengan persamaan matematis sebagai berikut :


TC = TFC + TVC
 
 



*      Penerimaan (Revenue)
Penerimaan merupakan hasil yang diperoleh perusahaan dari penjualan output yang diukur dalam satuan uang. Besarnya penerimaan dalam usaha peternakan ayam pedaging (broiler) yang sifatnya mandiri akan sangat tergantung pada harga pasar. Karena harga penjualan ayam/kg ditentukan oleh kondisi pasar yang sering beerubah (harga fluktuatif) maka besarnya penerimaan, keuntungan dan kerugian sulit untuk diketahui.


R = P x Q
 
 


*      Break Even Point (BEP)
Break even point (BEP) disebut juga titik impas atau titik pulang pokok. BEP merupakan kondisi dimana suatu perusahaan tidak mengalami keuntungan tetapi juga tidak mengalami kerugian (titik O).






                        TFC
BEP ( Rp ) :                    x     P
                         P - VC
 
 





                                                                       



*      Laba (Keuntungan)
Laba (keuntungan) merupakan kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode panen. Dalam sebuah usaha peternakan ayam pedaging (broiler) peternak akan berusaha mendapatkan keuntungan yang sebesar – besarnya dengan biaya yang semurah-murahnya.

Laba akan dipergunakan sebagai dasar penghitungan besarnya pajak bagi perusahaan, pedoman dalam penentuan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, serta dasar dalam perhitungan dan penilaian efisien perusahaan.


Laba = Penerimaan – total biaya
 
 



*      R/C Ratio
R/C Ratio merupakan salah satu cara dalam menilai kelayakan suatu usaha. Nilai dari R/C Ratio adalah perbandingan dari penerimaan dengan biaya total.


 




Uji kelayakan usaha berdasarkan besarnya R/C Ration :
·         R/C Ratio > 1, artinya usaha tersebut layak untuk beroperasi
·         R/C Ratio =  1, artinya usaha tersebut mengalami titi impas atau tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian
·         R/C Ratio < 1, artinya usaha tersebut tidak layak lagi untuk beroperasi












METODOLOGI

Lokasi dan Waktu
            Pengambilan data dilakukan pada sebuah usaha peternakan milik pak Kayun di kecamatan Mengwi, Badung pada hari Minggu, 22 April 2012. Tempat pengambilan data ditentukan, selain dikarenakan di daerah tersebut banyak terdapat usaha peternakan ayam pedaging (broiler), juga disebabkan lokasinya yang tidak terlalu jauh dari kampus peternakan Universitas Udayana, sehingga dapat mengurangi biaya dalam pengambilan data.

Metode pengambilan data
Pengambilan data dilakukan secara langsung dengan mendatangi usaha peternakan pak Kayun pada hari Minggu, 22 April 2012. Pada saat pengambilan data, data hanya didapat bersumber dari pekerja yang ada di lapangan. Hal ini dikarenakan Pak Kayun hanya sebagai pengontrak lahan, jadi tidak selalu ada di peternakannya. Selain itu pencarian data sekunder melalui browsing diinternet juga dilakuakan, dalam usaha penganalisaan dan penyesuaian data lapangan dengan penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti lainnya.










HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil observasi data lapangan
*      Biaya-biaya :
-   Sewa tanah                                          : Rp. 100.000/are/panen
-   Rincian                                                : Area paternakan 22 are
                                                                    Sewa tanah selama 10 tahun
-   Pembangunan kandang                       : Rp.200.000.000
Rincian                                                : Penyusutan selama 20 tahun
-   Biaya pakan                                        :
Jumlah pakan                                      : 300 sak/panen
Harga pakan                                        : Rp. 275.000/sak
-   Gaji pegawai                                       :
Gaji/panen                                            Rp.840.000/panen
Bonus gaji                                           : Rp.700.000/panen
-   Biaya operasional ( sekam, listrik, air, obat, vaksin, dan vitamin )                                         : Rp. 6.000.000/panen

*      Jumlah ayam                                             : 5000 ekor
*      Kematian                                                   : 150 ekor/panen
*      1 periode panen                                         : 35 Hari
*      Harga Jual                                                 : Rp.12.000/kg
*      Bobot Jual                                                 : 1,9 kg

Perhitungan :
·         FC/panen
­   Sewa tanah
Rp. 100.000/are/panen x 22are                 : Rp. 2.200.000
­   Pembangunan kandang
Rp. 200.000.000
Penyusutan 20 tahun ( 240 bulan)
Biaya/panen = Rp.200.000.000/180         : Rp. 833.333
­   Gaji/panen                                                 : Rp. 840.000
­   Total FC                                                    : Rp. 3.873.333

·         VC/panen
­   Bonus gaji/panen                                       : Rp.700.000
­   Biaya pakan
300 sak/panen
Harga Rp.270.000/sak
Biaya = 300 x Rp.270.000                        :Rp.81.000.000
­   Biaya Operasional/panen                          :Rp.5.000.000
­   Total VC/panen                                         :Rp.86.700.000

·         Total Cost (TC)/panen
Total FC/panen + total VC/panen                   :Rp.90.573.333

·         Penerimaan ( revenue )
­   Jumlah ayam                                             : 5000 ekor
­   Kematian/ pane                                         : 150 ekor
Sisa                                                            : 4850 ekor
­   Bobot jual                                                 : 1,9 kg
Total bobot                                                : 4850 x 1,9
                                                                        : 9215 kg
­   Harga/kg                                                   : Rp.12.000
­   Total penerimaan/panen                            : 9215 x Rp.12000
: Rp. 110.580.000

·         Berak Even Point ( BEP ):
   TFC          
­   BEP ( unit)                                          :
                                                                                      P - VC        



                                                                                                         3.873.333
                                                                        :  
                                                                       (12.000 x 1,9 ) - ( 86.700.000 / 5000 )
                                                                                    : 709.4016
                                                                                    : 710
                                                                                                TFC
­   BEP ( Rp )                                          :                                     x   P
                                                                                               P – VC          
                                                                                    : 710 x ( Rp. 12.000 x 1,9 )
                                                                                    : Rp. 16.188.000
                       
·         Keuntungan/panen
Keuntungan                                                    : revenue – total cost
                                                                        : Rp. 110.580.000 – 90.573.333
                                                                        : Rp.20.006.667
·         R/C Ratio
R/C Ratio                                                        : Revenue / total cost
: Rp. 110.580.000 / Rp.90.573.333
                                                                                    : 1,22

Pembahasan :
            Pada kondisi normal, dengan jumlah ayam 5000 ekor/panen ; kematian 150 ekor/panen ; harga jual Rp. 12.000/kg ; bobot jual 1,9 kg dan dengan rincian biaya produksi sebesar Rp. 90.573.3331didapatkan angka perhitungan sebagai berikut :
            Revenue          : Rp. 110.580.000
            BEP ( unit )     : 710
            BEP ( Rp )      : Rp. 16.188.000
            Keuntungan    : Rp.20.006.667
            R/C Ratio        : 1.22
Pada kondisi nilai R/C Ratio sebesar 1,22 artinya usaha peternakan ayam pedaging ( broiler ) Pak Kayun layak untuk tetap beroperasi, karena nilai R/C Ratio > 1 ( 1,22 > 1 ). R/C Ratio sebesar 1,22 artinya setiap pengeluaran biaya Rp. 1 maka usaha akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp. 1,22.


















PENUTUP

Kesimpulan
  • Analisis finansial berguna dalam menilai kelayakan secara finansial sebuah usaha peternakan.
  • Dengan nilai R/C Ratio sebesar 1,22 artinya usaha peternakan ayam pedaging ( broiler ) Pak Kayun layak untuk tetap beroprrasi.
  • Nilai R/C Ratio sebesar 1,22 artinya setiap pengeluaran biaya Rp. 1 maka usaha akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp. 1,22.

Saran
Sebuah usaha peternakan selalu berprinsip mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin, dengan biaya yang seefisien mungkin. Dalam mencapai keadaan tersebut hendaknya tetap memperhatikan kualitas dari produk agar tidak menyebabkan akibat negatif terhadap konsumen.
Usaha peternakan ayam pedaging (broiler) yang sifatnya mandiri akan mempunyai peluang keuntungan dan kerugian yang hampir sama. Hal ini akan bertolak belakang dengan usaha peternakan ayam pedaging (broiler) yang sudah melakukan hubungan kemitraan. Dengan kondisi tersebut, maka peningkatan pengetahuan peternak mandiri agar memperoleh keuntungan yang lebih besar akan sangat dibutuhkan.







DAFTAR PUSTAKA







1 komentar: