Sabtu, 16 November 2013

PENANAMAN MEDIA DAN ISOLASI BAKTERI





BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Media adalah suatu substrat dimana mikroorganisme dapat tumbuh yang disesuaikan dengan lingkungan hidupnya. Media kultur berasarkan konsistensinya dibedakan atas tiga macam, yaitu media cair, media semi padat, dan media padat.
Total Plate Count (TPC) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam bahan pangan. Metode hitungan cawan (TPC) merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam analisa, karena koloni dapat dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Untuk menghitung total bakteri dengan metode cawan digunakan Nutrient Agar (NA).
Tahap –tahap utama dalam analisa TPC meliputi pembuatan media, pengenceran dan penanaman bakteri. Dalam pembuatan media ini, media biakan diperlukan untuk tumbuhnya bakteri yang ditanam. Sehingga media biakan yang baik harus dapat menyediakan nutrisi, tempat inkubasi, dan terpenuhinya kebutuhan oksigen yang diperlukan oleh mikroba.
Pengenceran biasanya menggunakan larutan berupa larutan fosfat buffer, larutan garam fisiologis 0,9 % atau larutan ringer. Dengan pengenceran dapat mengurangi kepadatan bakteri yang ditanam. Secara umum, metode penanaman dapat dibedakan atas dua macam yaitu metode tuang (pour plate) dan metode sebar (spread plate).
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum ini adalah agar praktikan Mikrobiologi Dasar dapat mengetahui dan memahami cara pembuatan media, pengenceran, dan penanaman bakteri.
Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan terampil dalam melakukan pembuatan media, pengenceran dan penanaman bakteri.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Fungsi Media
Dasar makanan yang paling baik bagi pemiaraan baakteri ialah medium yang mengandung zat – zat organik seperti rebusan daging, sayur – sayuran, sisa – sisa makanan atau ramuan – ramuan yang dibuat oleh manusia. Medium yang banyak digunakan dalam pekerjaan rutin di laboratorium ialah kaldu cair dan kaldu agar. Medium ini tersusun daripada : kaldu bubuk 3 gram, pepton 5 gram, air suling 1000 gram (Dwidjoseputro, 2005).
Media adalah suatu substrat untuk menumbuhkan bakteri yang menjadi padat dan tetap tembus pandang pada suhu inkubasi (Pelczar et al, 1986).
Medium adalah suatu bahan nutrisi tempat menubuhkan bakteri di laboratorium (Tortora, 2007).
2.2 Jelaskan Macam – Macam Media
  • Menurut Dwidjoseputro (1964), media dibedakan menjadi :
  • Media cair misalnya kaldu.
  • Media kental (padat) menggunakan kentang yang dipotong.
  • Media yang diperkaya.
  • Media yang sintetik berupa ramu –ramuan zat anorganik.
  • Media kering berupa serbuk kering yang dilarutkan dalam air.
Menurut Pelczar et al (1986), media dibedakan menjadi:
  • Media yang diperkaya komponennya yaitu lumpur, ekstra serum dari tanaman atau hewan.
  • Media selektif yaitu bagian kimiawi secara spesifik untuk NA agar dapat tumbuh bakteri tanpa adanya halangan dari apapun.
  • Media yang berbeda yaitu menyatukan reagen atau zat kimia di media untuk menghasilkan pertumbuhan yang baik setelah diinkubasi dan diinokulasi dengan mengizinkan 2 pertumbuhan bakteri yang berbeda.
Menurut Hadioetomo (2010), media dibedakan menjadi 2 menurut komposisi kimiawinya yaitu mediu sintetik dan medium nonsintetik atau kompleks. Medium sintetik dibuat dari bahan kimia yang kemurnian tinggi dan ditentukan dengan tepat, sedangkan medium non-sintetik tidak diketahui dengan pasti.
2.3 Jelaskan NA, PDA beserta komposisinya
Menurut Pelczar et al (1986), NA (Nutrient Agar) adalah padatan yang bermaksud membuat media menjadi padat.
Komposisi NA :
  • Ekstra Daging Sapi 3 gram.
  • Pepton 5 gram
  • Agar 15 gram
  • Air 1000 ml.
Menurut Fathir (2009), Komposisi PDA
  • 20% Extra daging sapi
  • 2% Glukosa
NA (Nutrient Agar) digunakan untuk budidaya bakteri dan untuk pencegahan organisme dalam air, limbah, kotoran, dan lainnya. Komposisi : Beef extract, peptone, agar dan aquadest (Ruly, 2009).

2.4 Pengertian dan Tujuan Pengenceran
Pengenceran adalah melarutkan atau melepasan mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya. Tujuan pengenceran yaitu untuk mengurangi kepadatan kepadatan bakteri yang ditanam (Fais, 2009).
Pengeenceran merupakan proses yang dilakukan untuk menurunkan atau memperkecil konsentrasi larutan dengan menambah zat pelarut ke dalam larutan sehingga volume larutan menjadi berubah (Nurohaianah et al, 2007).

2.5 Macam Metode Penanaman beserta Kelebihan dan Kekurangannya
Menurut Fais (2009), metode penanaman ada dua yaitu :
Dari deskripsi yang singkat ini mengenai ciri – ciri nutrisi bakteri haruslah dikenal dua langkah penting bagi intensitasnya. Di laboratorium (1) inokulasi penanaman penting bagi suatu medium dengan kandungan nutrisi yang sesuai (2) inkubasi medium yang sudah diinokulasi pada keadaan fisik (Waluyo, 2005).

BAB III
MATERI METODE

3.1 Alat
Adapun alat – alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
• Kompor                           : Sumber panas autoklaf.
• Panci                               : Merebus media dan alat yang digunakan.
• Timbangan                      : Menimbang media..
• Tabung reaksi                  : Pengenceran bertingkat.
• Autoklaf                          : Sterilisasi basah.
• Cawan Petri                    : Tempat atau media penanaman.
• Erlenmeyer                      : Tempat larutan sementara saat sterilisasi.
• Rak tabung reaksi           : Tempat tabung reaksi.
• Bunsen                            : Pengkondisian aseptis.
• Gelas ukur                       : Menakar larutan sejumlah 50, 100, 250 ml.
• Pipet volume                   : Mengambul larutan (1 – 10 ml).
• Pipet serologis                 : Mengambil larutan dengan skala 0,1 -1 ml.
• Incase                              : Inkubasi suhu kamar (240C – 270C).
• Timbangan Digital          : Meninmbang media dengan ketelitian 10-2.
3.2 Bahan
Adapun bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
• Daging 0,5 kg                 : Sebagai bahan media kaldu.
• Air destilata        1000 ml : Merendam daging 0,5 kg.
• Kain saring                      : Untuk menyaring media kaldu.
• Pepton 5 gr                      : Sebagai bahan media.
• Agar 5 gr                         : Sebagai bahan media.
• PDA                                : Sebagai bahan media PDA.
• NA                                  : Sebagai bahan media NA.
• Aquades                          : Sebagai pelarut dalam pembuatan media.
• Sampel                            : Sebagai sumber yang diamati.
2.3 Cara Kerja
Pembuatan media kaldu
  • Daging 0,5 kg
  • Dicuci
  • Dibuang lemak
  • Dipotong kecil – kecil
  • Diberi aquades 1000 ml
  • Disimpan semalam dalam kulkas
  • Disaring
  • Ditambah aquades sampai 1000 ml
  • Ditambah pepton 5 gram
  • Ditambah agar 7,5 gram
  • Direbus dalam panci ± 20 menit
  • Disterilisasi
  • Didinginkan
  • Diamati
Pembuatan media PDA
  • PDA
  • Ditimbang sebanyak 0,78 gram
  • Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml
  • Ditambah aquades 20 ml
  • Dihomogenkan
  • Ditutup kapas
  • Dibungkus koran
  • Diikat dengan tali
  • Direbus dalam panci
  • Disterilisasi dalam autoklaf
  • PDA steril
Hasil
Perhitungan PDA
PDA = 39 X ∑ml cawan yang yang dipakai
1000
= 39 X 20 ml = 0,78 gram PDA
1000
Pembuatan media NA
  • NA
  • Ditimbang sebanyak 3,36 gram
  • Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml
  • Ditambah aquades 120 ml
  • Dihomogenkan
  • Ditutup kapas
  • Dibungkus koran
  • Diikat dengan tali
  • Direbus dalam panci
  • Disterilisasi dalam autoklaf
  • NA steril
Hasil
Perhitungan NA
NA = 28 X ∑ml cawan yang yang dipakai X ∑cawan yang dipakai
1000
= 28 X 20 X 6 = 3,36 gram NA
1000
Pengenceran
  • Sampel
  • Diambil tanah
  • Dihaluskan
  • Ditimbang sebanyak 1 gram
  • Diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi
  • Dicatat sebagai 10-1
  • Dihomogenkan
  • Tabung Reaksi I
  • Diambil sebanyak 1 ml
  • Dimasukkan ke dalam tabung reaksi II
  • Dihomogenkan
  • Dicatat sebagai 10-2
  • Tabung Reaksi II
  • Diambil sebanyak 1 ml
  • Dimasukkan ke dalam tabung reaksi III
  • Dihomogenkan
  • Dicatat sebagai 10-3 dan seterusnya sampai tabung reaksi V
  • Tabung Reaksi III, IV, V
  • Diambil sebanyak 1 ml dari masing – masing tabung reaksi
  • Dimasukkan ke dalam cawan petri
  • Dilakukan secara duplo
  • Didekatkan bunsen

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENANAMAN
clip_image004
                   

clip_image006


clip_image008
clip_image010
Prosedur pembuatan media kaldu, Media NA, media PDA dan pembuatan NaFis diawali dengan disiapkan alat dan bahan. Alat yang digunakan antara lain kompor sebagai sumber panas, panic untuk merebus Erlenmeyer, timbangan, tabung reaksi, autoklaf, cawan petri, Erlenmeyer, rak tabung reaksi, Bunsen, gelas ukur, pipet volum, pipet serologis, dan incase. Bahan – bahan yang digunakan antara lain media kaldu dari daging 0,5 kg, air destilata 1000 ml, kain saring. Pepton 5 gram, agar 5 gram, PDA, NA, aquades, sampel tali, kapas, Koran.ada penanaman, diambil 1ml dari masing – masing sampel dan dituang pada cawan petri . Perlakuan duplo bertujuan sebagai pembanding. Pada masing – masing cawan petri ditambah media NA hingga sampel tertutup media. Cawan petri digoyang membentuk angka 8 agar homogen. Ke enam cawan ditunggu hingga beku dekat Bunsen untuk pengondisian aseptis. Setelah membeku, cawan dibalik agar tidak ada uap air yang jatuh saat sterilisasi. Cawan petri dibungkus Koran untuk menyerap air. Kemudian diikat dengan tali agar rapat setelah itu di inkubasi selama semalam di dalam incase.





BAB V
KESIMPULAN

  • Media adalah suatu substrat dimana mikroorganisme dapat tumbuh yang disesuaikan dengan lingkungan hidupnya.
  • Pengenceran biasanya menggunakan larutan fosfat buffer, larutan garam 0,9 atau larutan ringer.
  • Secara umum, metode penanaman dapat dibedakan atas dua macam yaitu metode tuang dan metode sebar.
  • Alat – alat yang digunakan antara lain kompor, panci, timbangan, tabung reaksi, autoklaf, cawan petri, Erlenmeyer, rak tabung reaksi, Bunsen, gelas ukur, pipet volume, pipet serologis, incase, timbangan digital. Sedangkan bahan – bahannya adalah daging 0,5 gram, air destilata 1000 ml, kain saring, prpton 5 gr, agar 5 gr, PDA, NA, aquades, sampel, tali, kapas, Koran.
  • Komposisi NA = lab lemco powder, yeast extract, pepton, sodium chloride, agar. Komposisi PDA = potato extract, glucose, agar. Komposisi media kaldu = daging, aquadest, pepton, agar.
  • Hasil visualisasi pada NA dan PDA setelah sterilisasi menjadi lebih bening. NA berwarna orange bening dan PDA menjadi larutan yang bening. Media kaldu setelah sterilisasi berwarna lebih pucat dan terdapat endapan pada permukaan media.
  • Pada pengamatan terhadap tingkat kekeruhan tiap sampel, semakin sedikit konsentrasi sampel pada tiap tabung, semakin muda warnanya dan ssemakin banyak kandungan at pelarutnya dibanding sampel.









BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. 1964. Dasar – dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan
Fais,2009. Metode penanaman. http://faizcute.blogspot.com/ Diakses pada tanggal 22 November 2010, pukul 14.00 WIB
Fathir, Fuad.2009. Media pertumbuhan mikroba. http://fuadfathir.blogspot.com/ Diakses pada tanggal 22 November 2010, pukul 10.00 WIB
Hadieoetomo, 2010. Media. http://belajarmikro.co.cc/ Diakses pada tanggal 22 November 2010, pukul 14.00 WIB
Nurohaianah et al, 2007. Media . Jakarta : UI Press.
Pelczar et al,1986. Dasar – dasar Mikrobiologi . Jakarta : UI Press.
Ratna,2010. Membuat media pertumbuhan mikroba. http://mikrobiologiku.co.cc/ Diakses pada tanggal 22 November 2010, pukul 10.00 WIB.
Rully, 2009. http://media-na.com.html/ Diakses pada tanggal 22 November 2010, pukul 14.00 WIB
Tortora, 2010. Semua tentang Mikrobiologi. http://tortora.blogspot.com/ Diakses pada tanggal 22 November 2010 pukul 10.00 WIB
Waluyo,2005. http://waluyoimut.co.cc/ Diakses pada tanggal 22 November 2010, pukul 14.00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar