Selasa, 11 Juni 2013

Swasembada Daging 2014, “ Antara Jadi Dan Gak Jadi “


             Berbicara mengenai kondisi Indonesia sekaranag ini, maka tidak akan pernah lepas dari yang namanya masalah. Mulai dari masalah politik, social, ekonimi, agama, adat isti adat, dan yang lain – liannya seakan tak henti hentinya menerjang kehidupan masyarakat Indonesia. Bahkan dalam beberapa kasus terkesan Indonesia terperangkap dalam buminya sendiri yang amat kaya akan sumber daya alam.

Salah satu topik hangat yag sedang dibicarakan oleh masyarakat dikalangan peternakan dan pemerintahan adalah cita – cita Indonesia untuk mencapai swasembada daging di tahun 2014. Salah satu cita – cita bangsa yang seolah berjalan ditempat dan tidak akan pernah tercapai. Yang menjadi pertanyaan sekarang ini adalah mengapa salah satu cita – cita mulia bangsa tersebut seakan jalan ditempat dan tidak akan pernah tercapai ?..

Ada sebuah dilemma sebenarnya yang sekarang berkembang di kalangan masyarakat Indonesia. Disatu sisi pemerintah secara gamblang mencanangkan tercapainya swasembada daging di tahun 2014, yang sudah terulang berkali – kali. Namun disisi lainnya seolah – olah tidak ada faktor pendukung lain yang dikembangkan, seperti pengadaan lahan peternakan yang memadai, pengadaan sarana prasarana peternakan yang cukup, birokrasi pemerintah yang masih sangat ribet, dan yang paling penting peran masyarakat peternakan yang masih kecil karena jumlah masyarakat yang mau untuk berkecimpung di bidang peternakan masihlah sangat sedikit.

Bagaimana bisa berbicara swasembada daging tahun 2014 jika lebih dari 60% peternakan yang ada di Indonesia masih bersifat peternakan rakyat yang orientasinya adalah tabungan dan sambilan. Bagaimana bisa berbicara swasembada daging 2014 jika sarana dan prasarana yang mendukung proses pengembangan peternakan masih belum siap, seperti pengadaan jalan, alat – alat peternakan, bibit, pakan, dan yang lain – lainnya. Bagaimana bisa berbicara swasembada daging 2014 jika paradigma masyarakat mengenai dunia peternakan masih sebelah mata. Dan bagaimana bisa berbicara swasembada daging 2014 jika fokus pemerintah masih lebih mengarah pada sektor – sektor lainnya, seperti pariwisata dan industri.

Permasalahan mengenai swasembada daging bukanlah permasalah yang sederhana dan dapat tercapai begitu saja. Ada hal – hal kompleks yang perlu dibahas dan diperhatikan disana. Karena kita tidak menginginkan mencapai swasembada hanya dalam waktu satu dua hari, kemudian setelah itu kembali pada kondisi sebelumnya. Bahkan mungkin lebih kacau dari sebelumnya. Kita juga tidak bisa secara besar – besaran mengadakan jumlah daging yang begitu besar tanpa mempertimbangankan distribusinya, daya beli masyarakatnya, dan keberlanjutan keberadaan ternaknya sebagi penghasil daging.

Semua pihak harus mampu besinergi dalam satu suara demi tercapainya cita – cita bangsa yang mulia tersebut. Dan yang paling penting adalah perubahan paradigma masyarakat yang seakan masih memandang sebelah mata dunia peternakan. Dan masyarakat secara umum masih tidak memahami bahwa sebenarnya mereka dapat hidup sehat, makan enak, minum susu ataupun mengenakan pakaian, seperti baju, jaket, tas, dompet, dan sepatu yang tidak lain dan tidak bukan adalah berasal dari kita dunia peternakan.

“ Bersama Peternakan Kita Rubah Pola Hidup Masyarakat Indonesia Dari Yang Kata Banyak Orang Didunia Adalah Masyarakat Konsumtif Dan Malas Menjadi Masyarakat Yang Kreatif, Inofatif Dan Mau Berusaha Sendiri “

Rabu, 05 Juni 2013

Kata - Kata Inspiratif 1

" Positif negatif setiap hal yang kamu lihat, dengar dan rasakan adalah tergantung dari sisi mana kamu melihatnya "

" Pengalaman dan pelajaran hidup akan senantiasa hadir disetiap detik kehidupan manusia. Kuat lemahnya orang tersebut untuk berada dalam suatu posisi kehidupan tergantung dari bagaimana dirinya memanajemen dan mengatur semua pengalaman dan pelajaran hidupnya "

" Jika setiap manusia mampu untuk memilih jalan hidupnya, senantiasa akan memilih kemudahan dan kebahagiaan mutlak "

" Jika sebuah harapan hendaknya menjadi nyata, maka berusahalah "

"  Manusia akan senantiasa mencari 1001 alasan untuk setiap hal yang tidak diinginkan dan tidak mengena dihatinya, dan akan mencari 1001 cara untuk setiap hal sebaliknya "

" Jika manusia didunia ini ingin mendapatkan penghargaan yang sesungguhnya dari Tuhan ataupun manusia lainnya, maka hargailah setiap karunia-Nya dan setiap manusia di dunia ini "

" Teknologi, globalisasi dan modernisasi senantiasa akan memunculkan jurang pemisah yang begitu lebar antara satu orang dengan yang lainnya "

" Toleransi meski untuk kebaikan satu hal , bukan berarti melanggar aturan yang sudah menjadi hukum alam dan hukum Tuhan "

" Carilah alasan mengapa dirimu ingin belajar dan mengetahui sesuatu "

" Mengikuti arus, bukan terbawa arus "

" Tunjukan bahwa dirimu memang bisa, dan jangan hanya berpangku pada kepolosan orang lain "

" Jika dirimu siap untuk menilai orang lain, maka siapkanlah dirimu untuk dinilai oleh orang lain "

" Bersembunyi dalam topeng kehidupan, sama dengan kepalsuan "

" Jadilah orang yang bisa bertanggung jawab atas setiap hal yang diyakini "

" Berpikir, berkata dan berbuatlah sesuai dirimu berada "

" Banggakah dirimu dengan keberhasilan ..... ? "